Bukan Fiksi

Catatan seorang wanita yang BAHAGIA

Archive for the ‘Managemen Tanah Berlanjut’ Category

ANALISIS MASALAH DAN AKAR MASALAH PENANAMAN PADI SAWAH IRIGASI (Oryza sativa) PADA TANAH SERI TLOGOREJO

leave a comment »

I. DESKRIPSI SINGKAT TANAH

Tanah di kawasan Dadapan, Tlogorejo, secara umum memiliki sifat-sifat fisik yang cukup baik. Tanah tersebut sangat dalam dengan drainase yang cukup baik serta permeabilitas sedang. Tanah tersebut terbentuk dari proses aluvial-koluvial yang berasal dari material vulkanik. Lapisan atas tanah tersebut berwarna coklat sangat gelap sedangkan pada lapisan yang lebih bawah berwarna coklat gelap kemerahan. Tanah tersebut memiliki tekstur dominan lempung, namun terdapat partikel pasir pada horizon Ap. Konsistensi lembab tanah tersebut adalah gembur, sedangkan konsistensi basahnya ialah agak lekat dan agak plastis. Tanah tersebut memiliki ruang pori mikro, sedang, dan makro yang cukup banyak sejak horizon atas hingga horizon bawah di mana perakaran tanaman dapat ditemukan hingga horizon paling bawah. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanah di kawasan Tlogorejo mudah untuk ditembus oleh akar tanaman. Tanah tersebut juga memiliki sifat kimia yang cukup baik jika dilihat dari pH H2O, yaitu sebesar 6,2-6,9. Namun, tanah tersebut memiliki sifat biologi yang kurang baik, hal ini dikarenakan kandungan C-organik dalam tanah tersebut sangat rendah, yaitu kurang dari 0,8%.


II. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Tanah di kawasan Dadapan, Tlogorejo tersebut akan ditanami dengan tanaman pangan semusim, yaitu tanaman padi sawah. Untuk mengetahui kesesuaian lahan tersebut dengan tanaman padi, dilakukan evaluasi kesesuaian lahan dengan tabel kesesuaian lahan terhadap tanaman padi sebagai berikut.

Padi sawah irigasi (Oryza sativa)

Persyaratan penggunaan/

Kelas kesesuaian lahan

karakteristik lahan

S1

S2

S3

N

Temperatur (tc)

  Temperatur rerata (°C)

24 – 29

22 – 24

18 – 22

< 18

29 – 32

32 – 35

> 35

Ketersediaan air (wa)

  Kelembaban (%)

33 – 90

30 – 33

< 30; > 90

Media perakaran (rc)

  Drainase

agak terhambat,

terhambat, baik

sangat terhambat, agak cepat

cepat

sedang

  Tekstur

halus, agak halus

sedang

agak kasar

kasar

  Bahan kasar (%)

< 3

3-15

15 – 35

> 35

  Kedalaman tanah (cm)

> 50

40 – 50

25 – 40

< 25

Gambut:

  Ketebalan (cm)

< 60

60 – 140

140 – 200

> 200

  Ketebalan (cm), jika ada

< 140

140 – 200

200 – 400

> 400

  sisipan bahan mineral/
  pengkayaan
  Kematangan

saprik+

saprik,

hemik,

fibrik

hemik+

fibrik+

Retensi hara (nr)

  KTK liat (cmol)

> 16

≤ 16

  Kejenuhan basa (%)

> 50

35 – 50

< 35

  pH H2O

5,5 – 8,2

4,5 – 5,5

< 4,5

8,2 – 8,5

> 8,5

  C-organik (%)

> 1,5

0,8 – 1,5

< 0,8

Toksisitas (xc)

  Salinitas (dS/m)

< 2

02-Apr

04-Jun

> 6

Sodisitas (xn)

  Alkalinitas/ESP (%)

< 20

20 – 30

30 – 40

> 40

Bahaya sulfidik (xs)

  Kedalaman sulfidik (cm)

> 100

75 – 100

40 – 75

< 40

Bahaya erosi (eh)

  Lereng (%)

< 3

3-5

5 – 8

> 8

  Bahaya erosi

sangat rendah

rendah

sedang

berat

Bahaya banjir (fh)

  Genangan

F0,F11,F12, F21,F23,F31,F32

F13,F22,F33,

F14,F24,F34,

F15,F25, F35,F45

F41,F42,F43

F44

Penyiapan lahan (lp)

  Batuan di permukaan (%)

< 5

3-15

15 – 40

> 40

  Singkapan batuan (%)

< 5

3-15

15 – 25

> 25

 

Berdasarkan tabel di atas, tanah di kawasan Tlogorejo memiliki kelas kesesuaian lahan s3 terhadap tanaman padi sawah dengan faktor pembatas tekstur, persentase C-organik, dan kelerengan.

Tekstur tanah di kawasan Tlogorejo dominan lempung dengan partikel pasir di horizon atas dan termasuk ke dalam kelas testur agak kasar. Tekstur yang agak kasar kurang sesuai (s3) bila digunakan untuk penanaman tanaman padi sawah. Tanah dengan tekstur agak kasar, atau mengandung partikel pasir yang cukup banyak, memiliki daya ikat antar partikel yang lemah. Lemahnya ikatan antar partikel tersebut menyebabkan permeabilitas taah menjadi tinggi dan air akan mudah mengalami infiltrasi, sehingga air tidak akan bertahan lama di lahan. Telah kita ketahui bahwa dalam penanaman tanaman padi secara konvensional membutuhkan pengairan yang sangat intensif. Tanaman padi merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air sejak penanaman hingga menjelang panen. Dengan tanah yang memiliki permeabilitas tinggi, penanaman tanaman padi sawah akan menjadi kurang optimal sehingga menyebabkan produktivitasnya pun akan menurun.

Selain itu, tanah dengan tekstur yang agak kasar kurang dapat memberikan tunjangan mekanik pada tanaman. Tekstur yang agak kasar, atau mengandung partikel pasir, akan menyebabkan konsistensi tanah yang kurang mantap. Hal ini menyebabkan tanah tidak dapat mencengkeram akar tanaman dengan kuat. Dengan demikian, tanaman akan mudah sekali roboh dan menyebabkan pertumbuhannya kurang optimal sehingga produktivitasnya juga akan menurun.

Selain tekstur tanah, tanah di kawasan Tlogorejo juga memiliki permasalahn cukup serius dalam hal persentase C-organik. Kandungan C-organik dalam tanah di kawan Tlogorejo termasuk rendah, yaitu kurang dari 0,8%. Rendahnya kandungan C-organik dalam tanah menyebabkan rendahnya keragaman mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah. Mikroorganisme tersebut berfungsi mengubah bahan-bahan organik menjadi banahn anorganik yang dapat diserap oleh akar tanaman. Rendahnya keragaman mikroorganisme dalam tanah menyebabkan unsur hara yang diserap oleh tanaman akan berkurang. Dengan demikian, kandungan C-organik yang rendah juga akan menimbulkan masalah produktivitas tanaman yang rendah.

Faktor lain yang menjadi permasalahan pada tanah di kawasan tersebut ialah kelerengan. Kawasan Tlogorejo memiliki kemiringan lereng antara 1-30%. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut mempunyai variasi kelerengan yang cukup luas dari landai hingga cukup berlereng. Penanaman tanaman padi sawah membutuhkan lahan yang kelerengannya tidak begitu curam untuk memudahkan dalam sistem irigasi. Selama proses penanaman, lahan sawah harus digenangi air dalam waktu yang cukup lama. Dengan demikian, apabila melaksanakan kegiatan penanaman padi di kawasan yang berlereng curam akan menjadi tidak optimal karena air cepat mengalami run off. Run off juga dapat mengakibatkan tanah tererosi, sehingga bukan hanya pengelolaan air saja yang menjadi masalah, tetapi kehilangan unsur hara juga dapat menjadi masalah serius yang menyebabkan produktivitas tanaman padi menurun.


III. ANALISIS PERMASALAHAN

Berdasarkan evaluasi kesesuaian lahan tanah di kawasan Dadapan, Tlogorejo terhadap tanaman padi, dapat diketahui bahwa tanah tersebut memiliki kelas kesesuaian lahan s3 dengan faktor pembatas tekstur, persentase C-organik, dan kelerengan. Faktor-faktor pembatas tersebut menyebabkan kurang optimalnya pertumbuhan tanaman padi, sehingga produktivitasnya juga akan berkurang. Berikut ini adalah analisis permasalahan dalam penanaman tanamanan padi sawah di tanah di kawasan Dadapan, Tlogorejo yang dijabarkan dalam pohon permasalahan.

Permasalahan utama yang ditemukan pada lahan tersebut apabila ditanami dengan tanaman padi sawah adalah produksi tanaman padi akan tidak optimal dan tidak stabil. Penyebab ketidakoptimalan dan ketidakstabilan produktivitas tanaman padi tersebut adalah rendahnya ketersediaan unsur hara, ketersediaan air yang terbatas, serta gangguan fungsi penunjang mekanik tanah tersebut. Ketersediaan unsur hara yang rendah dapat disebabkan oleh erosi, maupun karena rendahnya keragaman mikroorganisme di dalam tanah tersebut. Penyebab utama erosi ialah kelerengan yang cukup curam dan terjadinya pencucian hara akibat runoff. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penutup tanah, baik itu berupa pohon maupun seresah, di permukaan tanah. Sedangkan rendahnya keragaman mikroorganisme dalam tanah disebabkan oleh kandungan C-organik dalam tanah yang rendah pula. Rendahnya kandungan C-organik tanah dapat disebabkan oleh pencucian hara, kurangnya bahan organik dalam tanah, serta pengolahan tanah yang terlampau intensif.

Sedangkan ketersediaan air yang terbatas disebabkan oleh tekstur tanah yang kasar. Tekstur tanah yang kasar memiliki permeabilitas yang tinggi sehingga air mudah mengalami infiltrasi. Hal ini akan menjadi tidak optimal bila ditanami dengan tanaman padi sawah. Tanaman padi sawah memerlukan penggenangan selama masa tanamnya, sehingga membutuhkan tanah yang memiliki permeabilitas tidak terlalu tinggi sehingga tidak banyak air yang hilang.


IV. IDENTIFIKASI SOLUSI POTENSIAL

            Berdasarkan analisis permasalahan yang digambarkan dengan pohon masalah di atas, dapat dilihat bahwa terdapat tiga akar masalah yang menyebabkan tidak optimal dan tidak stabilnya produktivitas tanaman padi sawah bila ditanam di lahan di kawasan Tlogorejo. Ketiga akar masalah tersebut ialah kelerengan yang cukup curam, kurangnya penutup lahan, serta tekstur tanah yang agak kasar.

Lahan dengan kelerengan yang cukup curam memiliki peluang untuk tererosi lebih besar dari pada lahan yang datar. Dengan demikian, untuk meminimalkan erosi, lahan yang curam tersebut dapat dibuat datar dengan membuat teras. Teras yang dapat dibuat antara lain ialah teras bangku, teras gulud, teras kredit, teras individu, dan teras kebun. Untuk pemilihan teras yang tepat, perlu dilakukan observasi serta wawancara atau interview lebih lanjut di kawasan tersebut.

Selain kelerengan yang curam, kurangnya penutup lahan juga dapat menyebabkan tingginya erosi di lahan curam. Dengan demikian, untuk mengurangi erosi dapat dilakukan penanaman tanaman penutup lahan. Pada lahan sawah, sangat sulit untuk melakukan tumpang sari dengan tanaman lain. Salah satu tanaman yang lazim ditanam bersama dengan tanaman padi ialah tanaman azola. Sebelumnya, pola penanaman padi harus diatur berupa jajar legowo, sehingga terdapat celah yang cukup lebar untuk penanaman azola. Azola selain berfungsi sebagai penutup lahan, juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau yang dapat meningkatkan unsur N dalam tanah.

Akar permasalahan yang lain ialah tekstur tanah yang agak kasar. Tekstur tanah yang kasar tersebut memiliki permeabilitas tinggi sehingga infiltrasi air menjadi cepat. Tanah yang kasar memiliki daya ikat antar partikel yang lemah, sehingga permeabilitasnya tinggi. Untuk meningkatkan daya ikat antar partikel, dapat dilakukan penambahan bahan organik ke dalam tanah. Namun, upaya ini tidak akan mengubah tekstur dalam jangka waktu yang cepat, butuh waktu yang panjang untuk merubah tekstur tanah tersebut.

 

Written by Hajroon Jameela

October 19, 2011 at 9:59 am